Sunrays

Blogger Template by ThemeLib.com

6.12.2009

TAKISUNG KOTA YANG INDAH BAGI PARA PELANCONG

kadang kita berpikir dimana tempat yang tepat untuk bersantai dan menghilangkan rasa penat,,,,,,mungkin banyak tempat dan kegiatan yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan rasa itu,,,tergantung pada kemauan dan kehendak hati dari masing2 person tersebut,,,,kalau gue sih menyarankan untuk pergi kepantai karena pantai itu adalah salah satu tempat yang paling tepat untuk menghilangkan rasa penat tersebut......
kalimantan selatan merupakan suatu provensi yang cukup banyak memiliki kelibihan dari provensi lainnya,,,karena di kal sel banyak tempat yang cukyp indah untuk di kunjungi,,,salah satunya adalah pantai yang terdapat di daerah TANAH LAUT,,,tepat nya di kecamatan takisung,,,,,nama pantai tersebut adalah pantai takisung,,,,,pantai ini sangat ramai pada hari-hari libur,,,,,,dan banyak yang bisa kita temukan di sana salah satunya cenderamata yang banyak terbuat dari kerang-kerangan dan rumput laut.....mungkin hanya itu sepatah dua patah tentang pantai takisung,,,nanti kita sambung lagi cerita2 tentang tepmpat yang indah di kalimantan selatan

5.27.2009

matinya demokrasi di kalangan mahasiswa

mahasiswa adalah sebutan bagi para orang atau person yang sedang menempuh pendidikan di suatu tempat yang dinamakan universitas,,,,nama mahasiswa sangat disegani oleh banyak orang,,sampai ke orang nomor satu di suatu negara pun takut mendengar nama mahasiswa,,,,karena mahasiswa lah yang mampu melakukan berbagai hal dan bisa juga merubah sistem dalm suatu negara sekalipun,,,,,,tapi sekarang nama mahasiswa tersebut tidak sesegan waktu dulu,,,sekarang mahasiswa hanya lah kumpulan orang-orang yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri,,tanpa mau merasakan segala yang terjadi di sekitarnya,,,memamng pantas jika menyebutkan bahwa demokrasi yang dulu diagungkan oleh para mahasiswa tersebut kini telah mati dan seakan demokrasi tersebut hanyalah sebuah kenangan,,,,,,,,,,kemena kah mahasiswa yang dulu pada tahun 1998 berani mempertaruhkan nywanya demi kemajuan bangsa ini,,,keman mahasiswa yang mampu melengserkan orde lama dan mencetuskan gerakan reformasi,,,kemana mahasiswa yang tidak takut dengan namanya DO demi memperjuangkan hak nya,,,,,,,,,,,mengapa sekarang pada jaman yang maju den modern ini banyak bermunculan mahasiswa yang hanya tau dengan mengurus dirinya sendiri,,mahasiswa yang tidak brani turun kejalan untuk membela haknya,,,mahasiswa yang hanya tau melihat, mendengar dan berdiam diri tanpa bisa membantu apapun,,,,mahasiswa yang takut dengan namanya DO,,,,apakah kita perlu membela mahasiswa-mahasiswa seperti itu,.,,,,mahasiswa sekarang hanya bisanya berbicara di belakang dan sangat takut bersuara lantang jika ada aksi turun kejalan,,,

3.23.2009

Bioakumulasi logam berat kadmium (cd) menggunakan sianobakteria




Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat penting untuk ditangani. Hal ini karena pencemaran tersebut telah merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum (Novotny 1995). Sejak kasus kecelakaan merkuri di Minamata Jepang tahun 1953, kasus pencemaran logam berat semakin banyak terjadi dan semakin banyak dilaporkan (Elgersma et al. 1995). U.S. Environmental Agency (USEPA) melaporkan bahwa terdapat 13 elemen logam berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan, diantaranya arsenik (As), merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd) (Suhendrayatna 2001).

Untuk menangani pencemaran logam berat dapat dilakukan secara kimiawi, misalnya dengan penambahan senyawa kimia tertentu untuk proses pemisahan ion logam berat atau dengan resin penukar ion (exchange resins), serta beberapa metode lainnya seperti penyerapan dengan menggunakan karbon aktif, electrodialysis dan reverse osmosis. Namun proses ini relatif mahal dan cenderung menimbulkan permasalahan baru, yaitu akumulasi senyawa tersebut dalam sedimen dan organisme akuatik (Suhendrayatna 2001).

Penanganan logam berat dengan menggunakan mikroorganisme merupakan metode alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat keracunan elemen logam berat di lingkungan perairan. Metode ini sangat menarik untuk dikembangkan dan diterapkan karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan proses kimiawi. Beberapa hasil studi melaporkan bahwa penggunaan mikroorganisme untuk menangani pencemaran logam berat lebih efektif dibandingkan dengan ion exchange dan reverse osmosis, serta lebih baik dari proses pengendapan (presipitation) (Widle dan Benemann 1993). Dengan kata lain, penanganan logam berat dengan mikroorganisme relatif mudah dilakukan, murah dan cenderung tidak berbahaya bagi lingkungan

Sianobakteria merupakan salah satu organisme selular yang diketahui mempunyai kemampuan sebagai bioakumulator logam berat tertentu, seperti Hg, Pb dan Cd (Cattaneo et al. 2003, Bashan et al. 2004, Inthorn et al. 2002). Beberapa jenis sianobakteria yang diketahui mampu mengakumulasi logam berat tersebut adalah Spirulina platensis, Tolypotrix tenuis, Lyngbya spiralis, Phonidium mole, Gleocapsa spp, Oscillatoria spp, Stigonema spp dan Nostoc spp, serta beberapa jenis yang lain (Inthorn et al. 1996, Matsunaga et al. 1999). sianobakteria merupakan organisme selular yang mempunyai spektrum habitat yang sangat luas, dapat tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan persyaratan tertentu untuk hidup, disamping mudah dibudidayakan dalam sistem akuakultur

Kultur sianobakteria mempunyai kemampuan efisiensi bioakumulasi Cd yang relatif tinggi, yaitu antara 95% sampai 98%. Kemampuan bioakumulasi sianobakteria ini mendekati dengan apa yang dilaporkan Inthorn et al. (2002), bahwa sianobakteria mempunyai efisiensi bioakumulasi Cd sebesar 94-97%. Bioakumulasi Cd ini ditunjukkan oleh sianobakteria jenis Lyngbya heironymusii, Gloeocapsa sp., Phormidium molle, Nostoc sp. dan Oscillatoria jasorvensis. Berdasarkan hal ini pula, diketahui bahwa secara umum kemampuan bioakumulasi sianobakteria relatif sama dengan mikroalgae dari golongan algae hijau (chlorophyta), misalnya Chlorococcum sp., Fischerella sp., Chlorella vulgaris var. vulgaris dan Scenedesmus acutus, yaitu berkisar antara 88-94%.

Tingginya efisiensi bioakumulasi Cd oleh sianobakteria, diduga karena sianobakteria yang digunakan masih merupakan polikultur sianobakteria yang tergabung kedalam kultur mikroalgae, seperti ditunjukkan gambar 1. Berdasarkan gambar tersebut, bahwa Polycyctis merupakan genus sianobakteria terbesar dengan jumlah 374.790 (sel/liter). Oleh karena itu, sianobakteria ini diduga merupakan bioakumulator terbesar logam Cd dalam larutan. Meskipun demikian, dua genus sianobakteria yang lain yaitu Oscillatoria dan Chlorococcus diduga pula merupakan bioakumulator yang potensial. Hal ini seperti ditunjukkan Inthorn et al. (2002), bahwa sianobakteria jenis Oscillatoria jasorvensis mempunyai efisiensi bioakumulasi yang relatif tinggi, yaitu sebesar 94%. Adapun menurut Matsunaga et al. (1999), bahwa sianobakteria dari genus Oscillatoria mempunyai efisiensi bioakumulasi Cd sebesar 1,9-3,0%. Namun nilai bioakumulasi ini didapatkan dari persamaan yang berbeda.

Menurut Suhendrayatna (2001), bahwa proses bioakumulasi logam berat pada mikroorganisme termasuk sianobakteria merupakan proses active uptake. Mekanisme ini secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan sianobakteria dan/atau akumulasi intraselular ion logam tersebut. Logam berat dapat juga diendapkan pada proses metabolisme dan ekresi sel pada tingkat kedua. Proses ini tergantung dari energi yang terkandung dan sensitifitasnya terhadap parameter-parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lain-lain. Namun demikian proses ini dapat pula dihambat oleh suhu yang rendah, tidak tersedianya sumber energi dan penghambat-penghambat metabolisme sel. Peristiwa ini seperti ditunjukkan oleh akumulasi Cd pada dinding sel Ankistrodesmus dan Chlorella vulgaris yang mencapai kira-kira 80% dari total akumulasinya di dalam sel.

Suhendrayatna (2001) menambahkan bahwa protein dan polisakarida memegang peranan yang sangat penting dalam proses bioakumulasi ion logam berat pada mikroorganisme, di mana terjadinya ikatan kovalent termasuk juga dengan gugus amino dan group karbonil. Sebagai contoh, pengambilan ion logam berat oleh Chlorella regularis secara selektif dikarenakan oleh adanya ikatan yang kuat antara pasangan ion logam berat dan komponen sel, khususnya protein tersebut

Untuk mengeliminasi ion logam berat di lingkungan tercemar dengan melibatkan sianobakteria relatif mudah dilakukan. Proses pertama, sianobakteria pilihan dimasukkan, ditumbuhkan dan selanjutnya dikontakkan dengan air yang tercemar ion-ion logam berat tersebut. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang ditujukan agar sianobakteria berinteraksi dengan ion-ion logam berat dan selanjutnya biomassa sianobakteria ini dipisahkan dari cairan. Proses terakhir, biomassa sianobakteria yang terikat dengan ion logam berat diregenerasi untuk digunakan kembali atau kemudian dibuang ke lingkungan

3.22.2009

INDAHNYA PEMANDANGAN LOKSADO



























Saat kami melakukan perjalanan di desa tanuhi loksado, banyak hal baru yang kami peroleh selepas perjalanan ini di lakukan. perjalanan menuju desa tanuhi memerlukan waktu yang cukup lama dari kota kandangan, untuk mencapai desa ini kami dihadapkan dengan jalan yang penuh dengan belokan dan tajakan yang tinggi, sehingga banyak dari teman-teman yang merasa mual dan mabuk. Tetapi semua itu terbayar dengan pemandangan yang sangat indah yang terdapat di desa tersebut, sejuknya serta indahnya alam desa tersebut telah menghilangkan rasa lelah yang dirasakan saat perjalanan.

Keindahan yang kami rasakan tidak hanya sampai disitu, kami juga melakukan perjalanan menjelajahi pegunungan dan hutan tropis yang masih alami yang terdapat di daerah tersebut, Selama perjalanan menjelajah hutan tropis tersebut banyak hal yang kami peroleh yang tidak kami peroleh dibangku kuliah, misalnya dalam perjalanan tersebut kami banyak melihat tumbuhan-tumbuhan mulai dari tingkat yang rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan tingkat rendah seperti halnya jamur, lichen, lumut dan sebagainya sampai tumbuhan tingkat tinggi yang berumur ratusan tahun dan mempunyai batang yang sangat besar yang diameternya melebihi peluakan orang dewasa, selain itu kami juga banyak melihat hewan-hewan, seperti halnya burung, primata, jenis-jenis serangga dan juga tanaman-tanaman hias.
Walaupun perjalanan menuju pegunungan dan hutan tropis tersebut sangat susah karena dipenuhi oleh dakian serta tanjakan yang sangat tinggi yang mencapai kemiringan sekitar 45 derajat, tetapi kami sangat menikmati perjalanan tersebut, dalam perjalanan itu kami banyak mendapatkan pengalaman serta pelajaran, didalam perjalanan kami sangat merasakan rasa kebersamaa, kekeluargaan,keiklasan, serta tolong menolong, yang semua itu tidak kami rasakan saat kuliah, serta perjalanan ini juga memberikan pelajaran kepada kami kalau hidup itu tidak selamanya enak ternyata benar kalau kehidupan itu dapat diibaratkan sebuah roda yang selalu berputar. Semua itu dapat kami rasakan saat kami berada di tempat kami istirahat, tempat tersebut hanya sebuah panggung yang terbuat dari potongan-potongan kayu dan hanya beratapkan terpal, ditempat itulah kami tidur melepas lelah, yang sangat berbeda jauh dengan kehidupan kami dibanjarbaru. Selain itu juga kami mendapatkan pengalaman yang benar-benar beragam, dari merasakan capeknya mendaki gunung yang tinggi dan kecuramannya cukup menguras tenaga, merasakan panas ketika terik dan kedinginan ketika rembesan hujan benjatuhan di atas jas hujan yang kami gunakan sebagai selimut karena terpal yang kami gunakan sebagai atap kekecilan, merasakan sulitnya untuk mandi, merasakan sakit ketika terjatuh saat menuruni gunung yang licin karena hujan.
Tetapi semua itu terbayar lunas ketika kami telah mencapai puncak gunung, karena dari temapt tersebut kami dapat melihat keindahan alam yaitu hamparan pegunungan Meratus yang terkenal di Kalimantan, selain itu dkami juga dapat melihat indahnya kota loksadao dan kandangan yang dapat terlihat jelas dari atas puncak gungn tersebut. Keindahan alam yang terpampang jelas di depan mata ini tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, dari melihat itu semua kami merasa kecil dihadapan allah dan kami sangat menyadari kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kami, dan tidak ada yang maha kuasa serta yang maha pencipta yang telah menciptakan keindahan alan yang sangat inidah ini satu kata yang bisa terucap dari mulut kami “subhanallah”.
Tapi keindahan alam tersebut telah ternodai oleh adanya ladang berpindah yang dilakukan masyarakat asli dayak dan pendatang tanpa adanya inisiatif perbaikan lahan itu (reboisasi misalnya). Selain itu banyak penebangan pohon yang terdapat di hutan tropis tersebut, yang dlakukan oleh masyarakat sekitar. Penebangan tersebut telah menggangu ekosistem yang terdapat dihutan alami itu. Mengingat hutan lindung mempunyai banyak fungsi diantaranya sebagai pengatur tata air, pengendalian erosi, kekeringan, menjaga kesuburan tanah, dalam bentuk perlindungan dan konservasi sumber daya alam hayati yang beranekaragam, dan dengan keindahan dan kenyamanan lingkungan dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi, lama kelamaan apabila penebangan hutan tersebut terus di lakukan tanpa adanya perbaikan maka dapat diprediksikan bahwa hutan lindung tersebut akan semakin rusak dan apabila itu terjadi maka dapat dipastikan bencana alam seperti longsor, banjir, dan erosi akan aterjadi dan semua itu akan merugikan bagi masyarakat sekitar serta semua pihak.

THANKS TO
Bp.Krisdianto, M.sc.Phd : Karena beliaulah kami dapat merasakan keindahan loksado dan karena beliaulah juga kami mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang tak kan bisa terlupakan dan tak kami dapatkan di bangku kuliah. Terima kasih pak atas bimbingannya.

Bp.Anang kadarsah, S.si : Terimaka kasih pak atas bimbingan bapak selama perjalanan ekologi baik di laboratorium dan dilapangan.

Untuk para asisten : Terima kasih atas bimbingannya selama perjalanan berlangsung, maafkan semau kesalahan kami jika selama perjalanan kami selalu saja bercanda dan membuat kaka maras atau jengkel.

Untuk Teman-teman : Terima kasih atas kerjasamanya dan pengorbanannya. Kalian adalah teman-teman terbaik bagiku.

Ku dengar gemuruh angin
nyanyian daun- daun dan serangga malam
angin mendesau membisikkan sesuatu
dan bau tanah pegunungan meratus memanggiliku
maka kutinggalkan rumah dan ranjang mimpi
tuk pergi mengembara ke belantara sunyi
menggendong ransel yang sarat akan beban
demi tuk menemukan sebuah keindahan
yang di berikan oleh sang pencipta

a,, akulah salah satu manusia yang sangat
suka dengan tantangan dan petualangan…
terus bergerak ke cakrawala..
walau beribu kali tersungkur kenyataan
jiwaku menolak kebuntuan jalan……..
keindahan alam loksado yang begitu menggoda
dan menakjubkan,,,,,,,,,

BIODEGRADASI MINYAK BUMI DENGAN MENGGUNAKAN Pseudomonas fluorescens

















Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.

Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%. Terdapat sedikitnya empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal yang memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin (isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena (sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik (benzenoid).
Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi tidak sama, bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut. Misalnya, minyak bumi Amerika komponen utamanya ialah hidrokarbon jenuh, yang digali di Rusia banyak mengandung hidrokarbon siklik, sedangkan yang terdapat di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya sangat rendah. Minyak bumi berdasarkan titik didihnya dapat dibagi menjadi sembilan fraksi. Pemisahan ini dilakukan melalui proses destilasi.
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.
Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
Degradasi minyak bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan bakteri seperti Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis. Bakteri ini mampu menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2). Sebagai contoh, bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi.
Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan pertumbuhannya sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada suplai oksigen yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan nutrien yang paling penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai menyebabkan mikroba ini tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai contoh, penambahan nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area tumpahan minyak meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.

DAUR KARBON




iklus karbon di atmosfer adalah sangat kecil jenisnya jika di banding dengan jumlah karbon yang ada di dalam laut, minyak bumi dan cadangan-cadangan lainnya di kerak bumi. Pada awal pra-Industri, peredaran karbon di atmosfer dan di daratan serta di lautan selalu seimbang, setelah terjadi aktivitas produksi, kandungan karbon menjadi meningkat. Selain dari proses aktivitas industri kenaikan karbon juga banyak di sebabkan oleh pembakaran minyak bumi ( baik dari industri maupun dari kendaraan bermotor) serta dari aktivitas pertanian dan penebangan hutan juga ikut memberikan sumbangan yang cukur besar pula.
Woodwell et al. (1968) berpendapat bahwa pembakaran hutan sama peranannya dengan pembakaran minyak bumi. Pendapat dari Woodwell tersebut dapat dukungan dari Bollin (1977) pendapat Bollin adalah hutan merupakan cadangan yang cukup besar, karena diperkirakan kandungan karbon dalam bomassa hutan sebanyak 1,5 kali lipat dan di dalam humus tanah hutan sebanyak 4 kali lipat dari banyaknya karbon di atmosfer.

Proses daur karbon pertama kali diusulkan pada tahun 1938 oleh fisikawan Hans Bethe. Menurut beliau Siklus CNO (karbon-nitrogen-oksigen) atau daur karbon atau daur cc (carbon cycle) adalah salah satu dari dua reaksi fusi yang mengubah hidrogen menjadi helium di dalam inti bintang, reaksi lainnya adalah reaksi rantai proton-proton. Reaksi rantai proton-proton terutama terjadi di dalam bintang-bintang seukuran Matahari atau lebih kecil, namun reaksi pertama dari rantai proton-proton yang melibatkan dua proton memiliki penampang nuklir (cross section) yang kecil. Pada temperatur yang lebih tinggi bottleneck tersebut dilalui dengan memanfaatkan atom-atom karbon sebagai katalis dalam reaksi. Pada kondisi suhu inti Matahari, hanya 1,7% 4He yang diproduksi melalui mekanisme daur karbon ini, tetapi di dalam bintang-bintang yang lebih berat daur karbon menjadi sumber energi utama.
Daur karbon juga dapat diartikan sebagai Rangkaian transformasi, karbon dioksida ditetapkan sebagai karbon atau senyawa karbon dalam organisme-organisme hidup melalui fotosintesa atau komosintesi, dibebaskan melalui respirasi dan atau kematian dan penguraian organisme pengikat, yang digunakan oleh spesies heterofik, dan akhirnya dikembalikan kepada keadaan asli untuk digunakan lagi. Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbon dioksida berhubungan dengan mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam daur karbon, karbon diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil. Reaksi tersebut biasanya terjadi dihutan-hutan padang rumput dan juga dirumput laut dilautan. Dalam daur karbon,karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan yang kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan dan manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Dalam bentuk karbon dioksida dikembalikan kealam, bila hewan atau tumbuhan tersebut .mati akibat kerja mikroorganisme karbon akan dikembalikan kebumi.
Sumber utama karbon untuk mahluk hidup ada di udara. Dalam bentuk karbondioksida jumlahnya kira-kira 0,03 % dari volume. CO2 diudara akan difiksasi ke dalam jaringan hidup melalui fotoautotrof tanaman dan ganggang. Pada kondisi anaerob karbondioksida direduksi menjadi (CH4) oleh mikroorganisme Bakteri Methylococcus maupun mengoksidasi methan menjadi karbon. Aspek penting lain dari daur karbon adalahreaksi non biologi yaitu pertukaran antara karbon dioksida dan bikarbonat yang umumnya terjadi dalam perairan pada kondisi tertentu karbonat akan berpresipitasi dengan membentuk batu kapur (lime stone).
Tumbuhan hijau di permukaan bumi dan sistem karbonat di lautan sangat efektif dalam mengikat CO¬2 dari atmosfer. Akan tetapi karena adanya peningkatan dari pemakaian bahan bakar minyak bimu yang disertai dengan penurunan kapasiatas pemindahan dari tumbuhan hijau akan melampaui kontrol Cybernatik sehingga lambat laun kandungan CO2 di atmosfer meningkat. Pada awal revolusi industri (tahun 1800) kandungan CO2 di atmosfer sekitar 290 ppm (29 %). Dalam tahun 1958 meningkat menjadi 315 ppm, dan dalam tahun 1980 menjadi 335 ppm.
Pembakaran bahan bakar minyak bumi yang tidak sempurna pada kendaraan bermotor juga merupakan sumber gas CO2. Dalam konsentrasi yang tinggi (lebih besar 100 ppm) di udara yang tidak bergerak dapat membahayakan bagi kesehatan manusia. Gas methan (CH4) banyak di hasilkan oleh dekomposisi bahan-bahan organik pada ekosistem rawa, pantai basah dan lahan basah. Bakteri methan dalam kondisi anaerob mampu menguraikan bahan organik yang menghasilkan CH4. Gas ini diketahui sebagai gas rawa, yang muncul di permukaan air yang kemudian sebagai gas rawa, yang muncul di permukaan air yang kemudian dioksidasi ke udara. Sebenarnya gas CH4 ini berperan dalam mempertahankan kestabilan lapisan ozon teratas di atmosfer.
Proses daur karbon dialam pertama kali diusulkan pada tahun 1938 oleh fisikawan Hans Bethe. Menurut beliau Siklus CNO (karbon-nitrogen-oksigen) atau daur karbon atau daur cc (carbon cycle) adalah salah satu dari dua reaksi fusi yang mengubah hidrogen menjadi helium di dalam inti bintang, reaksi lainnya adalah reaksi rantai proton-proton. Reaksi rantai proton-proton terutama terjadi di dalam bintang-bintang seukuran Matahari atau lebih kecil, namun reaksi pertama dari rantai proton-proton yang melibatkan dua proton memiliki penampang nuklir (cross section) yang kecil. Pada temperatur yang lebih tinggi bottleneck tersebut dilalui dengan memanfaatkan atom-atom karbon sebagai katalis dalam reaksi. Pada kondisi suhu inti Matahari, hanya 1,7% 4He yang diproduksi melalui mekanisme daur karbon ini, tetapi di dalam bintang-bintang yang lebih berat daur karbon menjadi sumber energi utama.

kerusakan di balik kemilau hitamnya batu bara




Batu bara merupakan salah satu dari sumber daya mineral yang tidak dapat diperbaharui atau non-renewable resource. Batu bara itu sendiri berasal dari sisa-sisa vegetasi rawa yang mengalami pembusukan sebagian dan menjadi padat, terjepit di antara lapisan-lapisan endapan samudera, serta proses pembentukannya berlangsung selama berjuta-juta tahun yang lalu. Karena proses pembentukan batu bara ini sangat lama, maka apabila dikeruk, tidak dapat pulih atau kembali ke keadaan semula. Oleh sebab itu, pemanfaatan dan penggunaan sumber daya ini haruslah dikelola secara bijak dan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi.
Masyarakat dunia telah mengenal batu bara sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi, dan menempatkan China sebagai pengkonsumsi Batu bara perkapita terbanyak sekitar 0,77 ton.

Batu bara merupakan salah satu dari sumber daya mineral yang tidak dapat diperbaharui atau non-renewable resource. Batu bara itu sendiri berasal dari sisa-sisa vegetasi rawa yang mengalami pembusukan sebagian dan menjadi padat, terjepit di antara lapisan-lapisan endapan samudera, serta proses pembentukannya berlangsung selama berjuta-juta tahun yang lalu. Karena proses pembentukan batu bara ini sangat lama, maka apabila dikeruk, tidak dapat pulih atau kembali ke keadaan semula. Oleh sebab itu, pemanfaatan dan penggunaan sumber daya ini haruslah dikelola secara bijak dan mempertimbangkan dampak yang akan terjadi.
Masyarakat dunia telah mengenal batu bara sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi, dan menempatkan China sebagai pengkonsumsi Batu bara perkapita terbanyak sekitar 0,77 ton.
Indonesia mempunyai jumlah cadangan batu bara yang cukup besar. Sebagai sumber daya yang menghasilkan energi, batu bara mempunyai nilai jual dan sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan energi di dunia. Sumber daya batu bara di Indonesia diperkirakan sebesar 36 Milyar ton dan tersebar di Sumatera (4,70% di Aceh, 11,40% di Sumatera Tengah dan 51,73% di Sumatera Selatan), Kalimantan (9,99% di Kalimantan Selatan, 14,62% di Kalimanatan Timur dan 7,3% di Kalimantan Barat) dan sisanya di Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya.
Pada tahun 1982 jumlah produksi batu bara Indonesia hanya mencapai 482.000 ton, tetapi pemerintah mempunyai rencana yang ambisius untuk dapat memproduksi sekitar 17 juta ton / tahun dalam dasawarsa mendatang. Sebagian besar produksi tersebut diharapkan dapat dihasilkan di daerah Kalimantan Selatan dan Timur.
Oleh karena beberapa alasan di atas, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi semakin marak. Munculnya kedua kegiatan tersebut menimbulkan wacana baru yaitu pentingnya sebuah kegiatan pertambangan dijalankan secara berkesinambungan dengan memperhatikan berbagai aspek yang timbul akibat kegiatan ini.
Dalam hubungannya dengan masalah lingkungan, setiap usaha yang dijadikan areal pertambangan pasti akan menimbulkan sebuah perubahan, yang apabila tidak diperhatikan maka akan sangat berbahaya. Untuk itu setiap kegiatan pertambangan yang akan memulai aktivitasnya diharuskan menyusun AMDAL karena setiap masalah pertambangan sangat memungkinkan untuk menimbulkan masalah baru.
Pada pertambangan batu bara di Indonesia dikenal dua jenis penambang, yaitu penambang tanpa izin (peti), dan penambang legal yang mempunyai PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara). Operasi penambangan yang dilakukan oleh para penambang itu banyak yang menimbulkan dampak negatif, terutama pada lingkungan.
Sebagian besar operasi pertambangan dilakukan secara terbuka (open pit) dimana disuatu wilayah sudah dibuka untuk pertambangan, maka kerusakan yang terjadi di wilayah itu tidak dapat dipulihkan kembali (irreversible damage). Selain itu, pada umumnya operasi tersebut melakukan pembuangan limbah secara langsung ke sungai, lembah dan laut. Hal ini mengakibatkan perusakan dan pencemaran sungai yang merupakan sumber kehidupan masyarakat setempat.
Pada wilayah Kalimantan Selatan, kuhususnya kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), terjadi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh adanya penambangan batu bara baik yang legal maupun yang ilegal. Banyak para penambang yang tidak menjalankan program reklamasi. Hal ini membuat gerang Bupati HSS, Muhammad Sapi’i. Menurut dia, reklamasi bekas penambangan batu bara harus berjalan setiap saat, jangan hanya menunggu kalau pekerjaan penambangan selesai. Oleh sebab itu Bupati HSS mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan ultimatum kepada semua perusahaan tambang batu bara untuk segera menghentikan operasinya.
Kejadian di atas sangat mirip dengan yang terjadi pada kawasan kabupaten Kota baru, Kalimantan Selatan. Di daerah ini para penambang tanpa izin sangat merajalela. Pilihan penambangan liar seolah “balas dendam” terhadap penambang resmi yang tidak memperhatikan masyarakat, setelah para penambang itu menguras kekayaan bumi. Penambang liar menjadi harapan terakhir bagi rakyat jelata untuk memperbaiki nasibnya. Penambangan ilegal, walaupun memberi lapangan pekerjaan kepada warga lokal, telah merugikan negara lebih dari Rp 513 miliar, yang merupakan royalti 13,5% ke negara (mulai tahun 1999 hingga 2003). Diandaikan produksi penambangan liar itu dibagikan gratis untuk tiga juta penduduk Kalsel, masing-masing warga bisa memperoleh Rp 1,3 juta / orang.
Gebernur Kalsel Sjachriel Darham mengakui, penambangan tanpa izin (peti) menimbulkan kerugian yang amat besar bagi Kalsel. Selain itu, Kalsel juga harus mewarisi bekas galian penambangan yang tanpa reklamasi. Padahal, untuk mereklamasi bekas galian itu memerlukan dana yang tidak sedikit.
Di Kalimanatan Timur, permasalahannya hampir sama dengan di Kalimantan Selatan, yakni penambangan batu bara telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah. Bahkan, kini tujuh perusahaan penambangan batu bara telah diizinkan melakukan penambangan batu bara di kawasan hutan lindung Kalimantan Timur. Padahal, tanpa penambangan di hutan lindung pun, kerusakan lingkungan yang disebabkan penambangan batu bara sudah sangat parah. Begitu batu bara berhasil di kuras dari perut bumi Kalimantan Timur, areal bekas penambangan batu bara dibiarkan terlantar. Hanya sebagian kecil perusahanaan pertambangan yang mau melakukan rehabilitasi lahan (reklamasi).
Pada wilayah Kalimantan Timur lainnya, seperti Samarinda, kerusakan lingkungan akibat penambangan batu bara di kabupaten Kutai Kartanegara, sudah sangat parah. Hal ini disebabkan karena banyak perusahaan yang tidak melakukan program reklamasi atas bekas tambang secara benar.
Adapun kerusakan lingkungan akibat eksploitasi batu bara dengan tambang terbuka di Kabupaten Kutai Kartanegara semakin parah karena areal bekas tambang tidak di reklamasi. Seperti di kawasan Kecamatan Tenggarong Seberang, sejumlah areal persawahan di daerah itu pun tidak luput dari penambangan. Tambang batu bara secara terbuka itu telah menggusur sawah-sawah milik petani.
Dari sejumlah kawasan, bekas-bekas galian tambang yang dalamnya puluhan meter berubah menjadi danau karena tidak ditimbun kembali. Karena lubang bekas galian tidak dikembalikan, lubang raksasa itu terisi air hujan hingga berubah menjadi kolam besar dan mirip danau.
 

Lipsum